Dalam wisata kali ini kami diperlihatkan keindahan danau yang
jernih dengan pemandangan alam yang elok. Deretan bangunan kuno yang
sebagian sudah menjadi puing menghiasi salah satu sisi danau tersebut.
Sayang sekali sudah rusak tetapi kami masih dapat melihat keindahan
beberapa bagian yang masih utuh, seperti candi kecil-kecil.
Saat
sedang asyik berkeliling bersama Yuki dan Viola, tiba-tiba kami melihat
seorang pria bule sedang asyik berciuman dengan seorang gadis pribumi.
Dugaanku gadis itu adalah pelacur kelas atas jika dilihat dari
dandanan dan wajahnya dan memang benar dugaanku ketika aku bertanya
kepada tukang perahu yang kami sewa. Mereka tidak memperhatikan
kehadiran kami bertiga dan asyik bercumbu dengan bersandar pada
bangunan candi kecil. Aku kaget juga ketika si bule itu menurunkan
resleuting celananya dan mengeluarkan batang kemaluannya dari dalam
celana pendek yang ia kenakan. Lalu lengan besarnya itu mengangkat salah
satu paha sang gadis yang ternyata sudah tidak bercelana dalam. Rok
mini cewek cantik itu disingkapnya keatas sampai-sampai aku saja dapat
melihat bulu halus kemaluannya yang tercukur rapi.
Bule itu lalu
melesakkan batang torpedonya yang bewarna putih kemerahan itu masuk ke
vagina sang gadis. Pelacur itu lalu kembali berciuman lagi dengan bule
sinting tersebut. Entah sudah berapa kali kedua insan berlainan jenis
itu saling mencumbu dan seolah berlomba menuju kenikmatan mereka
masing-masing.
Aku menjadi sedikit gerah juga melihat
tingkah laku bule dan pelacur barusan. Akhirnya aku pergi dan mencari
lokasi lain untuk berfoto bersama dengan Yuki dan Viola. Sekitar jam 7
malam kami kembali dari jalan-jalan dan berdasar kesepakatan bersama
kami hang out sebentar di salah satu night club di sekitar Legian.
Kebanyakan yang berada disana adalah turis asing. Entah magnet apa yang
membuat kami bertujuh betah, tapi yang jelas kami masih berada didalam
night club itu saat jam menunjukkan pukul 9 malam. “Gila nih
cewek-cewek. Nggak ngantuk apa yah?” pikirku dalam hati.
Saat aku
mengambilkan minuman untuk Viola yang kebetulan memesan sesuatu yang
lain daripada yang lain yaitu Bloody Marry (minuman bewarna merah dan
terdapat kesan pedas) yang hanya dia seorang yang doyan minuman itu.
Lampu tiba-tiba dibuat lebih temaram walaupun sebelumnya juga sudah
temaram. Pesta lanjutan dimulai yaitu dengan munculnya 3 cewek bartender
yang sebelumnya berada dibelakang meja bar sekarang naik keatas meja
bar dan mulai melakukan gerakan erotis dan beberapa saat kemudian mereka
melepaskan baju satu persatu hingga tinggal mengenakan celana dalam
sehingga aku dapat melihat jelas lekuk tubuh mereka termasuk buah
dadanya yang menggantung walaupun tidak begitu besar. “That’s nasty.
Hahaha…” seru Mickey dari belakangku. Ternyata para tamu juga tidak mau
kalah gila. Mereka melucuti pakaian pasangan mereka hingga tinggal
mengenakan pakaian dalam saja. Ketiga cewek bartender itupun tidak lekas
berhenti tetapi malah mengeluarkan provokasi yang menantang para pria
dan wanita di ruangan itu untuk melepaskan pakaian mereka jika mereka
memang berani. Banyak dari para tamu night club itu menyanggupi
tantangan terseut karena kebanyakan dari mereka memang sudah setengah
mabuk atau minimal tipsy.
Saat aku kembali ke meja tempat grupku
sedang duduk-duduk, aku melihat Mickey sudah tinggal mengenakan celana
dalamnya yang berupa boxer sementara Ryuji hanya berani melepaskan kaus
lengan panjangnya. Lalu aku mengalihkan pandanganku kearah Viola yang
sudah tinggal mengenakan celana dalam warna merahnya, gadis satu ini
memang tidak mau kalah soal nekat-nekatan.
Yuki masih berusaha
menahan diri tetapi akhirnya dia harus menyerah karena desakan dari
Ryuji dan Viola yang melucuti pakaiannya secara paksa sehingga kini dia
tinggal mengenakan pakaian dalam set warna kuning tua. Sementara itu
Mickey melucuti pakaian dalam Anyssa hingga sekarang pacarku itu tinggal
bercelana dalam. Kala itu dia mengenakan celana dalam warna oranye
dengan gambar boneka Teddy Bear di bagian depannya. Aku tidak melihat
Lina anehnya. Aku mencoba mencari tetapi tetap tidak ketemu karena
temaramnya lampu diskotik ini.
Musik semakin tambah ramai dan
begitu juga dengan tarian 3 bartender cantik itu. Mereka bahkan berani
bugil total dan sesekali mengangkangi wajah pria-pria yang duduk tepat
di depan meja bartender memperlihatkan vagina mereka dengan
sejelas-jelasnya kepada mereka. “That really nasty. I should know this
place from the beginning….damn it.” Seru Mickey kepadaku dan aku
bertanya padanya dari mana dia dapat informasi tempat ini. Dia tersenyum
sambil menuangkan minuman dari botol ke gelasku, “From my uncle,
Anthony’s father. I bet he oftenly going to this place dude.” Kami lalu
tertawa bersama.
Babak selanjutnya dimulai dimana muncul beberapa
penari erotis yang membantu tugas bartender yang striptease didepan
dengan cara mengelilingi ruangan sambil melucuti pakaian mereka satu
demi satu walaupun sebenarnya saat mereka muncul tadi hanya mengenakan
bikini tipis saja, tapi itupun bisa dianggap pakaian khan?
Setidaknya
ada 8 cewek yang mengintari ruangan itu sambil terkadang menari erotis
didepan pria yang kebetulan mereka lewati. Tak tanggung-tanggung,
mereka langsung merangkul dan menciumi leher pria itu sambil
mengarahkan tangan mereka ke buah dada mereka tanpa malu dan risih
lagi. Wajah cantik para perempuan itu seolah menyihir para laki-laki
dari kesadarannya dan dalam hitungan menit saja sudah banyak pria di
ruangan itu yang tidak tahan dengan nuansa night club malam itu. Bagi
yang membawa pasangan langsung mencumbu pasangannya ditempat entah saat
turun di dance floor maupun saat di sofa, mula-mula hanya ciuman
tetapi lama-lama merembet ke remasan dan bahkan ada beberapa perempuan
bule dan local yang melakukan handjob dan blowjob kepada pasangan
mereka tanpa malu-malu lagi walaupun dilihat banyak orang. Namun
seperti yang melihatpun juga tidak ambil pusing dan malah ada beberapa
yang ikut-ikutan. Mickey adalah salah satu dari kelompok yang
ikut-ikutan. Dia merayu Anyssa dan berusaha menciuminya. Walaupun
Anyssa berusaha menolak tetapi karena ulah tangan Mickey yang meremasi
seluruh bagian tubuhnya membuat dia menjadi tidak kuasa menahan
libidonya sendiri. Tubuhnya limbung dan terduduk di sofa besar tempat
kami bersantai dan karena dia sendiri memang sudah tidak ber-bra maka
dengan mudahnya sepasang payudara ranum miliknya menjadi sasaran tangan
Mickey ditambah lagi bibirnya yang langsung nyosor tanpa permisi lagi.
Pertahanan Anyssa telah hancur total. Sementara itu Ryuji malah
ber-asyik masyuk dengan Viola. Entah sejak kapan Ryuji yang duduk
didekat Anyssa malah sudah memperoleh seks oral dari Viola, blowjob
yang sangat panas dan hebat. Viola yang waktu itu sudah telanjang
bulatpun membiarkan bibir vaginanya diobok-obok jemari tangan Ryuji
bahkan ada seorang pengunjung yang sepertinya sudah agak mabuk
ikut-ikutan meremasi payudara Viola dan sepertinya Mickey tidak ambil
pusing soal itu, melihat buah dada pacarnya disentuh pria lain yang tak
dikenal.
Yuki melihatku yang sedang celingukan kesana kemari
sepertinya tahu kalau aku sedang mencari Lina yang menghilang entah
kemana. Lalu dia menawarkan diri untuk mencarinya, lalu diapun pergi.
Sesaat kemudian Lina kembali, dia ternyata barusan dari luar diskotik
untuk menelepon orang tuanya untuk menghindari kecurigaan mereka.
“Kamu
lihat Yuki? Dia tadi nyariin kamu lho Lin.” Tanyaku padanya sambil
melihat kearah Yuki tadi pergi. Lina menggeleng lalu tatapannya
mengarah ke Viola lalu kearah kakaknya, Anyssa. Aku menoleh dan melihat
pemandangan mengejutkan. Pacarku saat itu sedang disetubuhi Mickey di
sofa besar. Tubuh mungil Anyssa ditindihnya diatas sofa sementara
batang kemaluan bule gila ini melesak masuk tanpa henti kedalam vagina
Anyssa padahal saat itu banyak orang didekat mereka tetapi sepertinya
mereka cuek-cuek saja mungkin karena lampu temaram dan semua sibuk
dengan pasangannya sendiri-sendiri. Aku sendiri heran mengapa Anyssa
sepertinya tidak melakukan perlawanan sama sekali setelah ditindih
Mickey padahal dulunya dia seorang yang pemalu tetapi sekarang dia
malah berani bercinta dengan seorang bule didepan banyak orang. Lina
lalu memandangku dan langsung mencumi bibirku. Aku tahu apa yang dia
rasakan, rasa bahwa dia mencintaiku dari dulu tetapi harus menerima
kenyataan kalau dirinya kalah bersaing dengan sang kakak dalam
memperebutkan cintaku. Lina yang waktu itu masih mengenakan pakaian
lengkap langsung membuka kaus tank top-nya dan dilemparnya kearah sofa
lalu dia melucuti celana dalamnya dan dilemparnya kewajah Mickey yang
lalu disambar bule gila itu untuk diciumi, benar-benar gila pikirku.
Lina
lalu menyingkapkan rok mininya dan di pelorotkannya celana pantaiku
bersama dengan celana dalamku sehingga sekarang terlihat batang
kemaluanku yang sudah tegak berdiri dengan kokohnya. Beberapa orang
didekatku sempat melirik dan tersenyum bahkan ada seorang cewek cina
(entah keturunan atau asli) yang kelepasan berkata “Wow!” mungkin tang
dia maksud adalah ukurannya yang besar.
Aku tahu benar apa mau gadis cantik ini. “Lina…kamu nggak malu Lin?” tanyaku memperjelas situasi disana.
Lina
menggeleng lalu berkata,”Kalau mbak Ani aja bias kenapa aku nggak?
Biar kita tunjukin kalau bukan cumin dia yang bisa ngent*tan.” Katanya
padaku sambil mengarahkan batang kemaluanku kebibir vaginanya. Perlahan
namun pasti aku berhasil menyibakkan himpitan daging berkumis itu
dengan torpedo milikku. Lina sempat merintih sebentar lalu dalam posisi
berdiri dengan bersandar pada dinding, aku mulai menggenjot vagina
dari adik pacarku ini. “Mas….akhhh…lebih keras massshhh…” desah
perempuan cantik ini. Aku jawab tantangannya dengan sodokan yang lebih
liar lagi. Di kondisi normal mungkin dia akan merintih kesakitan tetapi
saat itu entah apa yang mendorongnya untuk menjadi lebih horny dari
biasanya.
Aku melirik kearah cewek cina yang tadi sempat
keceplosan ngomong, sepertinya dia sedang dicumbu pasangannya yang
seorang bule dengan posisi berdiri namun tidak sampai coitus (bercinta)
melainkan hanya sampai adegan saling mencium dan meremas.
Anyssa
sendiri sudah melayang-layang kelangit ketujuh. Aku sempat melihatnya
mengejang hebat tadi yang tandanya dia telah mencapai orgasmenya yang
pertama. Namun Mickey masih dengan perkasanya menusuk dan membombardir
vagina pacarku itu tanpa ampun sehingga sekarang aku dapat melihat
tubuh Anyssa terguncang-guncang akibat sodokan penis Mickey yang besar
itu. Jika musik di club ini tidak keras mungkin bakalan terdengar
desahan dan jeritan pacarku yang saat itu sedang dikerjai oleh Mickey
di sofa.
Aku kembali melihat ke Lina yang wajahnya sudha memerah
tipsy bercampur horny. Gadis ini menyingkap bra miliknya sehingga
sekarang aku dapat menikmati sepasang buah dada mulus nan putih milik
adik pacarku ini. Lina merem melek tiap kali aku mempermainkan ujung
putingnya dengan jemariu maupun dengan lidahku. Sesekali aku hisap
sehingga puting susunya menjadi semakin tegan dan merah, ditambah
dengan irama sodokan penisku yang memompa memiawnya tanpa henti membuat
gadis remaja ini terbang rasanya. Tak sampai 5 menit, Lina sudah
mencapai orgasmenya. Dipeluknya tubuhku erat-erat lalu aku merasakan
otot-otot vaginanya mencengkeram erat batang kejantananku sehingga
nyaris membuatku mencapai klimaks tapi untunglah bisa kutahan. Lina
lalu ambruk keatas sofa dan terduduk lemas disana menikmati sisa-sisa
orgasme yang barusaja dia alami.
Aku memalingkan wajahku kearah
Viola yang sekarang berada dalam posisi doggy style. Dia sedang
mengulum penis Ryuji dengan lahapnya sementara itu dari belakang
vaginanya sedang dijajah oleh penis bule yang tak dikenal. Batang
kemaluan bule itu tidak begitu besar untuk ukuran bule karena
dibandingkan dengan milikku jelas masih panjang milikku hanya saja
diameternya saja mungkin saja sehingga terkesan menekan dinding samping
pada vagina Viola yang kala itu juga harus melayani remasan tangan
Ryuji di buah dadanya yang menggantung dan berguncang dengan seksinya
tiap kali bule tak dikenal itu melesakkan batang kemaluannya dengan
keras kedalam vagina gadis cantik ini.
Sementara itu Anyssa masih
dalam posisi ditindih Mickey yang masih saja memompa lubang
kemaluannya dengan tusukan-tusukan yang keras sehingga terkadang bibir
luar dari kemaluan Anyssa ikut melesak masuk karena kecepatan sodokan
penis Mickey terlalu cepat dan ukurannya terlalu besar dibandingkan
dengan penis yang biasa hinggap di vaginanya. Lalu dari samping
kanannya muncul seorang bule juga yang usianya sedikit lebih tua dari
Mickey (jika dilihat dari potongan wajahnya) mencium Anyssa dengan
tiba-tiba. Herannya lagi pacarku itu seolah-olah tidak peduli bahkan
ketika bule misterius itu meremas-remas payudaranya dan mencumbu
lehernya. Mickey malah kelihatan senang dengan variasi tersebut.
“You like it honey?” goda Mickey sambil menyodok dengan keras vagina pacarku itu.
Anyssa
dibuatnya gelagapan lalu dia membalas godaannya, “Yeah. Do me more
baby! Thrust me more with your dick.” Desahnya lalu disambut dengan
senyuman Mickey yang kemudian mencabut penisnya dari dalam vagina
pacarku lalu diarahkannya penisnya itu ke vagina Lina yang sedang
menganggur. Aku mencoba mencegah tetapi Mickey sudah terlanjur main
tancap saja tanpa permisi. Lina terkejut merasakan kemaluannya kembali
disusupi oleh batang kejantanan pria yang lebih besar lagi. Mickey lalu
menciumi Lina sambil menindihnya sehingga Lina-pun tidak dapat banyak
memberontak ketika kembali vaginanya dipompa oleh penis seorang pria
yang kali ini adalah bule dengan nafsu dan penis sama besarnya.
Anyssa
yang sempat kaget dengan pindahnya penis Mickey ke vagina adiknya
berusaha berdiri dari posisi telentangnya di sofa namun kembali tubuhnya
didorong kebelakang sehingga dia kembali ambruk di sofa. Bule
misterius yang tadi sempat menciuminya sekarang sudah mengeluarkan
batang kemaluannya dari balik celana pantai miliknya dan langsung
mengarahkannya ke bibir kemaluan pacarku itu. Vagina Anyssa yang
barusaja menerima sodokan penis Mickey yang besar sekarang membuka
berbentuk huruf ‘O’. Penis bule misterius ini panjang tetapi diameternya
tidak sebesar milikku maupun Mickey tetapi dengan bentuk yang bengkok
kebawah membuat penis itu sepertinya akan memberikan sensasi tersendiri
bagi Anyssa.
Anyssa mendesah agak keras ketika bibir lubang
kewanitaannya dimasuki secara paksa oleh penis sang bule tersebut.
Kekasihku itu menggigit bibir bawahnya saat bule itu mulai memompa liang
vaginanya. Diluar dugaan, ternyata permainan bule itu lebih lembut
dari Mickey. Perlawanan Anyssa kembali kandas ketika merasakan
kenikmatan yang dia dapatkan dari bule tersebut. Bahkan beberapa kali
dia mengarahkan tangan bule itu ke buah dadanya dan meminta cium kepada
bule tersebut.
Panas juga hatiku dibuatnya tapi mau bagaimana
lagi karena hal ini sudah menjadi komitmen kami kalau di dalam acara
jalan-jalan kami di Bali ini tidak boleh cemburu pada pasangannya,
apapun yang terjadi. Aku memutuskan untuk mencari Yuki yang kebetulan
belum memiliki pasangan untuk bercinta. Aku lalu beranjak dari tempat
itu dan lima menit kemudian aku berhasil menemukan Yuki di salah
ruangan semi tertutup yang berada di ujung gang kecil di diskotik itu
yang berisi ruangan-ruangan kecil dengan tutup gordin tranparan warna
ungu muda.
Aku melihat Yuki sudah tidak mengenakan pakaian
sehelaipun dan rambutnya terlihat acak-acakkan. Seorang pria berkulit
hitam, aku rasa dia orang dari Nigeria, sedang menggenjot lubang
kewanitaannya dari belakang dengan posisi setengah doggy style hanya
saja Yuki masih dalam posisi setengah berdiri dengan dua tangannya
bersandar pada pria berkulit hitam lainnya yang berdiri tepat dimukanya
yang sedang menikmati blow job dari bibir Yuki yang mungil itu. Bahkan
tak jarang pria negro itu mendorongkan kepala Yuki agar penis hitamnya
yang besar berurat itu dapat ditelan separuhnya kedalam mulut Yuki,
terkadang lebih mirip menjambak rambut perempuan Jepang ini.
Buah
dada Yuki yang putih mulus itupun tak lepas dari sasaran pria negro
yang sekarang ini sedang menunggangi tubuh putihnya itu. Payudara gadis
cantik ini diremas dengan penuh nafsu oleh negro tersebut dari
belakang sembari terus memompa penisnya yang hitam legam itu di liang
vagina merah muda milik Yuki.
“Damn! I like this bitch, she know
how to be fish.” Ejek negro yang sedang menyodok memiawnya itu. Lalu
dijawab dengan tawa oleh negro satunya lagi sambil menikmati oral seks
yang diberikan Yuki kepadanya.
“Okh, her lips so tender and yet
so hot. Bitch…suck it harder!” seru negro itu lalu mempercepat goyangan
penisnya didalam rongga mulut Yuki. Nyaris saja Yuki tersedak dan
muntah tapi apa daya tubuhnya tidak dalam posisi yang menguntungkan
untuk memberontak.
Tak lama kemudian negro tersebut memuntahkan
cairan spermanya di dalam vagina Yuki lalu negro yang satunya lagi
mengambil alih posisi temannya untuk menjarah vagina Yuki. “Look at
this cunt! Really whore isn’t? She cum a lot…hahaha…” ejek negro yang
memperoleh giliran kedua itu. Lalu tanpa piker panjang lagi dia
melesakkan batang kejantanannya yang besar dan panjang itu kedalam
liang senggama Yuki yang sempat merintih ketika merasakan bibir
vaginanya kembali terbelah oleh batang-batang jahanam milik negro-negro
mesum itu. Aku ingin menghentikan aksi dua negro sial itu tetapi
setelah kupikir-pikir tidak ada untungnya juga karena Yuki toh bukan
siapa-siapaku dan sudah menjadi istri Ryuki, so what the hell lah.
Aku
kembali menuju ke meja yang kami pesan dan menemukan kalau Mickey
sudah selesai meniduri Lina. Lina yang masih dalam posisi mengangkang
memperlihatkan vaginanya yang sudah terbuka berbentuk ‘O’ seperti milik
kakaknya dan memerah. Cairan putih kental terlihat keluar dari bibir
vagina Lina mengalir keluar dan membasahi lantai diskotik. Sementara itu
Anyssa sendiri sudah mengenakan celana dalam dan bra-nya kembali
sambil mencari pakaiannya yang lain. Dia sempat melihatku dan sedikit
panic sambil berusaha menjelaskan tetapi aku tahu benar kalau sekarang
didalam liang kewanitaannya telah terdapat sisa-sisa ejakulasi bule
misterius tadi. Sementara itu Viola menghilang entah kemana bersama
dengan Ryuji.
Aku menahan libidoku cukup lama setelah melihat
adegan-adegan mesum barusan, apalagi Lina belum memuaskanku tadi. Aku
lalu keluar dari diskotik dan menuju ke tempat parkir untuk menyegarkan
pikiran. Saat aku sedang mencari mobil sewaan kami kembali lagi aku
bertemu dengan cewek cina yang tadi berada didalam bersama pasangannya
yang bule.
“Mencari apaan?” sapanya padaku. Ternyata dia orang
Indonesia saja dan hanya keturunan, bukan dari RRC asli. Aku lalu
berbincang dengannya. Namanya Rika dan dia cukup enak diajak bicara.
Dia seorang lady escort ternyata dan juga seorang mahasiswi semester
akhir di sebuah universitas ternama di Bali. Ternyata bule yang
membawanya malah mabuk dan tertidur didalam mobilnya saat itu sementara
sang gadis tidak dapat menyetir.
Hawa dingin malam itu membuat
obrolan kami lama-lama menjadi semakin menjurus ke hal-hal yang mesum.
Belum lagi pakaiannya yang berbelahan leher rendah membuatku sering
melirik ke belahan payudaranya yang besar dan putih mulus. Alhasil
akhirnya karena sama-sama tak tahan menahan libido lagi dia lalu
memberanikan diri bertanya, “Boleh nggak lihat punya kamu yang tadi?
Penasaran soalnya. Punya orang pribumi kok lebih gede dari punya
pacarku yang bule ini.” Tanyanya malu-malu.
“Kalau aku kasih
lihat, aku dapat apa sebagai balasannya?” godaku padanya. Perempuan
itupun bersedia memperlihatkan vaginanya padaku. Akupun setuju dengan
barter itu.
Lalu aku pelorotkan celana pantaiku dan batang
kemaluanku segera mengacung dengan gagahnya didepan perempuan keturunan
ini. Rika setengah terbelalak juga dan tangannya lalu menyentuh batang
kejantananku dengan lembut seolah mengagumi ukuran dan bentuknya.
“Udah besar, kencang lagi. Biasanya yang kelewat besar khan jadinya
agak loyo tapi ini udah besar ehhh masih kencang banget.” Kata Rika
sambil mengocok batang kemaluanku. “Hehehe…enak nggak?” godanya.
“Giliranmu
donk! Gua juga pengen lihat pussy kamu.” Kataku sambil mencoba
menyobak rok mininya tapi ditepis dengan tangan mulusnya itu.
“Sabar
dikit deh! Kayak orang dikejer maling aja kamu ini.” Balasnya sambil
memelorotkan celana dalamnya yang ternyata mirip G-string daripada
celana dalam cewek. Kecil dan tipis. Lalu disibakkannya rok mini
jeansnya sambil duduk di bagian bagasi mobil (mobilnya sejenis dengan
kijang dengan bagasi luas dibelakang sehingga dapat untuk duduk-duduk
dipinggirnya) dan di bentangkannya kedua kaki jenjangnya sehingga aku
dapat melihat paha putih mulus milik dara cantik ini yang akhirnya aku
dapat melihat bibir vaginanya yang bewarna putih kemerahan bersih dari
bulu. “Pacarku gak suka pubic jadi kubuang aja.” Katanya saat aku
mengelus-elus bibir kemaluannya juga klitorisnya.
Tanpa sadar kami
berciuman dan tanganku masih bersarang di vaginanya yang kali ini
lebih berani lagi. Jemariku sudah berani menusuk dan mengobok-obok
bagian dalam liang kewanitaan Rika dan sepertinya Rika juga tak
keberatan dengan hal tersebut. Rika bahkan telah berani mengocok batang
kemaluanku dengan lebih cepat dari yang tadi dan jemarinya yang lentik
mempermainkan ujung penisku sehingga membuatku semakin horny
dibuatnya.
Teringat kembali kejadian didalam night club tadi
membuatku semakin lupa diri, aku kembali membuka pahanya dan
mengarahkan batang kemaluanku ke bibir vagina gadis cantik ini. “Jangan
kasar-kasar yah! memiawku belum pernah merasakan penis yang segede
punyamu.” Katanya padaku sambil membantuku mengarahkan batang
kejantananku kedalam laing vaginanya.
“Jangan khawatir, nggak
sakit kok. Lagipula memiawmu khan udah basah non.” Ujarku sambil
melesakkan batang kejantananku perlahan kedalam liang kenikmatan milik
Rika. Agak sulit memang tetapi benar-benar perjuangan yang layak untuk
mendapatkan gadis secantik dan seseksi Rika.
“Akhhh….tongkolmu
tuh gede banget yah. Sakit…akhhh…” rintih Rika memprotes penetrasiku
namun aku acuhkan dan aku terus melesakkan penisku hingga seluruhnya
masuk kedalam rongga kewanitaan dara cantik ini. Akhirnya dengan posisi
Rika duduk di bagasi mobil, aku memompa vaginanya dengan posisi aku
berdiri di bagian luar mobil.
Aku angkat kedua tungkai kakinya dan
aku sandarkan di kedua pundakku sementara itu kedua tangan Rika
menyangga tubuhnya dari belakang. “Akhhh…Adi kamu hebat. Akhhh…”
desahnya ketika aku mulai menggenjot vaginanya yang sudah basah cairan
cinta itu.
“Memangnya sudah berapa cowok yang ngent*tin kamu?”
godaku sambil meremas payudaranya yang sudah menyembul dari tank top
yang dia kenakan.
Rika memejamkan matanya menikmati tiap sodokan
penisku di liang senggamanya, “6 orang tapi kamu yang paling besar
tongkolnya…akhhh.” Katanya lalu membuka mata dan tersenyum padaku dengan
nakal.
Entah berapa menit kami bercinta, yang aku tahu saat kami
sedang asyik bercinta ada sepasang bule muda yang melintas dan tertawa
melihat tingkah kami berdua dan sang pria berkata, “Bravo my friend.”
Entah apa maksudnya berkata seperti itu. Walaupun dengan satu gaya saja
tetapi aku sudah berhasil menggiring Rika ke orgasmenya sebanyak dua
kali sebelum akhirnya aku menyemburkan sperma hangatku didalam rahimnya.
“Sorry
about that. Aku gak tahan lagi jadi keluar didalam.” Aku meminta maaf
kepada Rika tetapi Rika ternyata tidak marah. Ternyata dia menggunakan
alat kontrasepsi berupa suntik sehingga dia tidak takut hamil lagi
walaupun hari ini adalah masa suburnya.
“Thanks for everything.
Kalau nggak ada kamu pastinya malamku bakalan jadi malam kelabu.”
Ujarku padanya sambil mencium bibirnya yang merah merekah itu.
“Your
welcome Adi. Kalau nggak ada kamu aku juga bakalan manyun semalaman
apalagi setelah acara live show di dalam. Pacarku malah live show
sendirian di alam mimpi.” Sahut Rika lalu kami berdua tertawa. Pacar
Rika sepertinya mulai sadar dari mabuknya walaupun dia belum sadar
kalau selama dia tertidur didalam mobil, pacarnya yang cantik ini
sedang kusetubuhi.
Aku lalu pergi dari tempat itu dan menuju
kearah diskotik lagi tetapi aku melihat Mickey dan yang lain sedang
keluar dari tempat itu. Lalu kami bersama kembali ke cottage. Mickey
setengah teler jadi aku yang mengemudikan mobilnya walaupun dengan
pelan-pelan. Duduk didepan, disampingku adalah Yuki sementara yang lain
sudah pulas tertidur didalam mobil yang berjalan.
Yuki yang
masih tipsy membuka celanaku dan melakukan blow job saat aku menyetir.
Sedikit mengganggu memang tetapi kenikmatan ini enggan aku buang jadi
kunikmati saja sambil berharap mobilku tidak menabrak sesuatu karena
aku terlampau terbuai oleh mulut dan lidah Yuki.
Minggu, 12 Mei 2013
Antara Cinta Dan Dendam
08.45
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar